Riya’ dalam Amal tiga Pemuda (3)

   Haram bin Hayyan menyebutkan bahwasannya seseorang yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati, maka tidaklah yang Allah peruntukkan baginya, melainkan Dia akan menggerakkan hati orang-orang yang beriman untuk mencintai dan menaruh belas kasih kepadanya.
   Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya manakala Allah SWT mencintai seorang hamba, maka Dia berfirman kepada Jibril, ‘Sesungguhnya Aku mencintai hamba ini, maka cintailah dia.’ Kemudian Jibril pun berseru kepada seluruh penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mencintai hamba ini, maka cintailah dia.’ Maka penghuni langit pun mencintainya, dan menyebarkan kasih sayang penghuni bumi kepadanya. Demikian pula ketika Allah SWT memurkai seorang hamba, maka Dia pun menyeru kepada segenap penghuni langit dan bumi agar memarahi/mengutuknya.”
Bergabunglah bersama kami dalam perdagangan Nasional
   Pernah suatu kali Syaqiq bin Ibrahim didatangi oleh seseorang yang menanyakan satu perkara kepadanya, orang itu berkata, “Sesungguhnya telah ramai di khalayak umum yang mengatakan bahwa saya ini orang yang baik, maka bagaimanakah aku dapat mengetahui apakah saya ini termasuk orang yang baik atau bukan?”
   Lantas beliau pun menjawab,
Pertama, cobalah kamu perlihatkan sikap/perbuatan yang selama ini kamu sembunyikan di hadapan orang-orang shalih, bilamana mereka senang dan setuju dengan apa yang kamu perbuat tersebut maka itu pertanda bahwa kamu adalah orang baik.
Kedua, cobalah kamu tawarkah kepada hatimu segala keindahan dan kesenangan yang bersifat duniawi, bilamana hatimu menolak maka itu pertanda bahwa kamu termasuk orang yang baik. Ketiga, cobalah kamu tawarkan kepada dirimu akan tibanya ajal/kematian, bilamana kamu menginginkannya, maka itu pertanda bahwa kamu termasuk orang yang baik.”
   Maka dari itulah ketika ketiga hal tersebut ada pada dirimu, maka mintalah kepada Allah SWT agar Dia memelihara dari riya’ dan ujub, sebab tidaklah kedua dari sifat itu melainkah hanya akan merusak semua amal ibadahmu.
   Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, “Apakah kalian tahu siapakah orang yang benar-benar mukmin itu?”
Para sahabat pun menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui.”
Kemudian beliau bersabda: “…ialah seseorang yang tidak akan mati, sehingga Allah memperdengarkan kepadanya apa-apa yang ia sukai dan sekiranya seseorang mengerjakan suatu ibadah kepada Allah  di dalam rumah sampai 70 lapis yang masing-masing darinya berpintukan besi, niscaya Allah akan memakaikan selendang malamnya hingga orang-orang membicarakan yang demikian itu dan melebih-lebihkannya.”
Lantas ditanyakan kepada Rasul SAW, “Kenapa mereka melebih-lebihkannya?”
Beliau menjawab: “Sesungguhnya orang yang beriman itu senang jika amal ibadahnya menjadi bertambah.”
Risalah Qusyairiyah

Setelah itu beliau bersabda: “Tahukah kalian, siapakah orang yang lacur itu?”
Para sahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui.”
Beliau bersabda: “…ialah seseorang yang tidak akan mati hingga Allah memenuhi pendengarannya dengan apa-apa yang ia benci. Seandainya seseorang mengerjakan sebuah kemaksiatan di dalam rumah sampai 70 lapis yang berpintukan dari besi, niscaya orang-orang akan membicarakannya dan melebih-lebihkannya.”
Kemudian beliau ditanya, “Mengapa dilebih-lebihkan, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Sesungguhnya orang yang berbuat maksiat itu senang bila kemaksiatannya itu bertambah.”

    Dijelaskan oleh Auf bin Abdullah bahwasannya orang yang dapat dengan kebaikan itu akan senantiasa memberi peringatan kepada sesamanya tentang tiga hal yang menggembirakan, yaitu:
1.      Barangsiapa yang beramal untuk akhiratnya maka Allah akan mencukupi urusan dunianya.
2.      Barangsiapa yang memperbaiki hubungannya kepada Allah (hablum minallah) maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia (hablum minannas).
3.      Barangsiapa yang memperbaiki yang tersembunyi/hatinya, maka Allah akan memperbaiki apa yang terlihat/lahirnya.
   Berkata Hamid Al-Lafal bahwa ketika Allah menghendaki kehancuran bagi seseorang, maka Dia akan menimpakan tiga hal kepadanya, yaitu:
1.      Memiliki ilmu tetapi enggan untuk mengamalkannya.
2.      Allah memberinya kemudahan di dalam bergaul dengan orang-orang shalih tetapi bersikap kurang ajar (tidak memenuhi hak-hak mereka dengan baik).
3.      Allah SWT memberinya kesempatan untuk dapat berbuat baik tetapi ia tidak ikhlas dengan kebaikannya tersebut.

   Berkata Al-Faqih bahwasannya hal yang seperti ini dapat terjadi adalah disebabkan oleh niatnya yang jahat dan hatinya yang berpenyakit, sekiranya niat itu benar pastilah ilmu yang ia miliki menjadi bermanfaat, ikhlas dalam beramal dan memiliki penghormatan serta penghargaan kepada orang-orang shalih.
<Prev  1 
 2 
 3 
 4 
Next>

No comments:

Post a Comment